Artikel Buddhis Apa Karma Buruk Yang Menyebabkan Seseorang Sering di Curi?


Artikel Artikel Buddhis, Cerita Buddhis
#

.post h1 subtitle { display: block!important; font-size: 18px!important; font-weight: normal!important;color:#B22222;} Kenyataan ini sungguh bukan sesuatu yang bisa diterima semua orang. Coba pembaca yang bayangi sendiri, sudah lama gak kevihara sekali pergi ke vihara malah handphonenya dicolong oleh pembeli di tempat usahanya di raya tenggilis 122 surabaya. Bukan aku pribadi yang mengalami, melainkan saudaraku.

Kalau terjadi sekali itu saja gak apa, tapi kok aku ngak habis pikir kenapa dia ini sering mengalami kesialan di tempat usahanya. Bukan dagangannya yang gak laris, tapi sialnya itu, dia selalu kehilangan. Kejadiannya juga selalu terjadi disaat sedang rame alias sibuk.

Gak tau lagi sudah berapa banyak dia itu, koko ku kehilangan, Sepeda motor aja terhitung sudah dua unit di curi/dilarikan. Pertama sebuah sepeda motor yg sudah digunakannya selama beberapa tahun dan dilarikan pegawainya yang baru bekerja beberapa hari.

Terakhir malah sebuah sepeda motor baru yang masih dalam tenggat kredit di curi dalam halamannya ketika sedang sibuk memasak pesanan pelanggan, kok bisa ya? Motor yang pertama di curi sama karyawan berhasil di bawa kembali setelah polisi berhasil menangkap pelakunya setelah beberapa bulan di buron.

Tapi motor baru ini sepertinya tidak akan kembali lagi, karna ada asuransinya dam sudah tidak ditindak lanjuti di kantor polisi, memang telah diganti asuransi, tapi tetap saja harus kerugian beberp juta uang administrasi.

Aneh bin ajaib, seorang teman vihara yang menumpang di rumah yang dikontraknya yang juga membantunya didepot juga suka mencuri uangnya. Mengingat teman tadi adalah orang yang dikenalnya di satu tempat ibadah yang harusnya jika dikaitkan dalam hukum karma adalah karma baik, maka kejadian itu sungguh sangat mengejutkan.

Hari ini saat kehilangan handphone seharga 400-an, dia malah mengatakan aneh setiap kali kehilangan depot nya semakin rame, ini juga disetujui salah satu kokinya dicabang utama yang dekat Universitas Kristen Petra Surabaya, malah ditimpali sama kokinya bagusan sering sering kecurian , kan nanti jadi semakin rame.

Langsung saja aku potong stateman koki ini, memang rame tapi kerugian kita jadi ditenaga. Apain mesti mesti ada kecolongan segala, bikin sakit kepala dan pusing aja. Dalam pandangan hukum sebab akibat buddhis, seseorang yang sering di curi atau mengalami penipuan dikarnakan beberapa sebab :

1.Bisa saja dikehidupan yang lampau suka merugikan orang lain.

2.Karna dianya juga sering berlaku curang kepada orang lain, dan masih banyak alasan lainnya.

Bisakah dipercaya? Kalau iya terus gimana cara mengatasinya? Dia sendiri percaya dengan hukum sebab akibat buddhis ini, pada saat temannya mencuri uangnya dia malah menulis di ststus facebook nya seperti ini "Karma Buruk Berbuah Lagi, Uang Raib Begitu Saja Dari Dalam Laci Kamar tidur".

Tentu saja aku keberatan, karna yang kulihat temannya sengaja memanfaatkan kelemahannya untuk kesrakahannya. Aku pun tak mau kalah, di facebook ku buat status seperti ini: "Woi tolong jangan dicuri lagi, bukan orang kaya"'

Ini perlu mengingat semua temannya juga adalah temanku , jadi status ini bisa dibaca semua temannya. Teman teman lainnya sudah tau sebelumnya kalau kita juga pernah kehilangan jutaan didalam kamar yang bisa diakses kita bertiga, yakni aku, dia, dan koko-ku.

Kalau diam aku malah takut aku juga kena getahnya, maka sempat juga dulu tak posting sebuah tulisan yang mengatakan kejadian tadi yang terakhir aku sematkan di chat ye-em ku yang terhubung kesemua teman vihara.

Bukan untuk menjelekannya, tapi biar bisa dipertanggung jawankannya. Well tidak tau gimana menjabarkan apa sesungguhnya dari sebab mengapa seseorang sering di curi dan dirugikan pada kehidupan ini. Mungkin para praktisi buddhis juga hanya mengatakan teori teori yang sudah ada didalam kita suci tripitaka buddhis. Tapi tow praktisi buddhis juga hanya menusia biasa.



0 komentar:

Posting Komentar